Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Pilu di Hari ke Dua Agustus.

Gambar
Bersama kemarahan yang coba dikekangnya, ia berjalan mencari keberadaan perusak janji yang pernah di ikrarkan. Bersama hentakan sepatunya yang menampar bumi, ia menambah kecepatan langkahnya. Tak sabar untuk menghamburkan jutaan resah atas ketidakadilan yang diterimanya. Aku berjalan menyusuri lorong demi lorong. Membantu wanita itu, Seorang wanita yang hampir bergemuruh atas perampasan kebahagiaan dunianya. 'Aku sungguh tidak terima semua ini, Puni. Lelaki itu semakin membuatku geram', jelas wanita itu kepadaku. Dari tekanan suaranya, sepertinya wanita itu sungguh luar biasa marah. Tak dapat lagi ku tebak apa yang akan terjadi. Namun aku penasaran apa yang akan dilakukannya. Yang aku tahu wanita itu adalah seorang wanita berbahu baja. Ia begitu kokoh laksana karang yang diterpa gelombang laut. Ia tegar meniti puing-puing kehidupan yang telah dihancurkan. Pintu pertama, terlewati. Hingga akhirnya pintu kedua kami masuki. Ia menemukan lelaki yang dicarinya sedang du...

Jiwa yang Terkekang, Menanti Harapan

Gambar
Aku masih berada disini. Dari balik pintu Hijrah, aku berharap dapat melewatinya. Hingga menutup lalu yang tersapu jingga. Aku sungguh memohon. Sentuhlah jemari ini dengan kasihmu. Tuntunlah aku dengan kelembutan paras jiwamu. Karena aku terlalu mencintai dunia. *Picture Location: Koropon Area (Korea), Mabapura, Halmahera Timur.

CERITA KKT - 111 UNSRAT, POSKO DESA KALEOSAN, AIR MADIDI, SULAWESI UTARA

Gambar
Hei, Guys. Do you still remember this KKT Story. Biar lebih seru dan terdengar menegangkan, aku kasih Judulnya adalah: "Tanah Goyang di Desa Kaleosan". Jadi waktu itu kita semua, berduabelas lagi di lokasi KKT, Tepatnya di Desa Kaleosan, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Hahaha Jelas bangat!. (Supaya lebih terkenal bagi pembaca, info lokasinya itu di dekat Air Madidi, itu loh, yang ada gunung Klabatnya. Hahaha) Nah, di desa ini, saya bersama 3 teman laki-laki "perkasa" (Rianto, Davitsun dan DenHe) tinggal di salah satu rumah warga, dimana keluarga itu baiiiiiik bangat. Kami biasa menyapa mereka dengan Kak Dem dan Kak ?...?...?... (Mohon maaf saya lupa namanya, Kak. Ampuuun, nanti saya ingat2 lagi deeeh). Nah, Kak Dem dan Istrinya ini memiliki seorang anak yang masih duduk di Sekolah Dasar (Garis miring "SD"). Namanya adalah YEHUDA. Dipanggil Yuda. Anaknya lucuuu bangat. Masih polos. Hahaha Maksut gue anaknya...

Penghibur Belaka

Kau indah dalam balutan senyummu. Aku terkesima dengan kepolosan yang kau perlihatkan. Namun itu hanyalah sesaat. Hatiku terselimuti tanya. Bathinku mencari. Kebaikan terjamah dalam keheningan. Cinta bukanlah untaian kata. Karena hati mampu berbisik. Kau hanyalah penghibur belaka. Keluhku tak mampu kau tepis. Sukaku bukanlah darimu. Kau sebatas penghibur.

Relungan Jumat

Gambar
Intuisinya begitu menyiksa. Layaknya pecandu yang menggigil demam. Tersiksa ketika datang bisikan durja.  Wahai, sang Penenang abadi. Balutlah tubuh beserta hatinnya. Hindarkan ia dari malapetaka nyata.  Sudah cukup lama makluk itu menderita. Melawan perasaan Dosa yang menghantui. Bak gelombang dahsyat yang menggulung raga. Hatinya tak berdaya lagi. Ia terkadang pasrah. Terkadang bersimpuh tanpa meminta. Kosong tanpa akal. Tuhan, apa yang salah dengan dunianya? Akankan ia selalu seperti itu? Jika merasuk murka hidupnya, Hamba merintih, dengan isakan tangis, bathin ini tak sanggup lagi bernapas. Membuka mata menatap rupa cipta fana yang sesaki dunia. Apalah daya, ia tersungkur berbalut dosa. Sungguh merugi, ia sebenarnya terlunta-lunta. Ia tertipu rayuan dunia. Ditangannya tergenggam duri pembawa sengsara. Namun ia tak menyadari. Duhai, anak Adam. Bebaskan! Merontalah! Putuskan jeratan dunia yang meracuni tubuh ragamu. Lebih baik ia miskin dalam kesyahduan Ilahi. Daripada, berj...